Gejala PMS bisa bermacam-macam mulai dari gangguan emosi, fisik dan psikologis. Gangguan emosi yang terjadi saat PMS misalnya, kelelahan, bad mood dan gelisah. Sedangkan untuk gangguan fisik, wanita bisa merasakan sakit pada punggung, perut dan pusing kepala. Gangguan psikologis yang bisa terjadi saat PMS adalah sering lupa, kurang konsentrasi dan nafsu makan meningkat.
Seperti dikutip dari qualityhealth, gangguan-gangguan yang dialami saat PMS itu bisa berdampak pada gairah wanita. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk melihat pengaruh PMS pada seks.
Salah satu penelitian misalnya menunjukkan bagaimana PMS mempengaruhi kepuasaan pada hubungan. Penelitian itu melibatkan 26 wanita yang menderita PMS dan 26 wanita yang tidak mengalami PMS. Mereka semua diminta mengisi tiga kuisioner. Hasilnya, wanita yang merasakan PMS tidak merasa puas dengan kehidupan seks dan pernikahannya.
Hasil penelitian tersebut sungguh ironis karena sebenarnya dengan bercinta, PMS bisa diredakan. Aktivitas bercinta bisa menstimulasi produksi hormon oksitosin dan endorphins yang bisa menurunkan sensasi rasa sakit saat PMS. Oksitosin tersebut dapat menyembuhkan sakit kepala, kram, susah tidur bahkan stres. Ketika Anda orgasme pun, akan keluar hormon dehydroepiandrosterone atau DHEA yang bisa bertindak sebagai obat anti depresi.
"Keuntungan dari bercinta ini secara seksual wanita bisa merasa rileks dan nyaman," ujar Dr. Jennie Campbell Leslie, asisten profesor di Oregon Health and Science University, Portland, Amerika Serikat.
Leslie menambahkan, seks adalah obat alami untuk menyembuhkan gejala-gejala yang dialami wanita saat PMS. Hanya saja, selain dengan bercinta, wanita pun masih membutuhkan 'obat' lainnya untuk merasa lebih baik.
Untuk Anda para pria, bantulah pasangan meredakan stres yang dialaminya saat PMS. Usahakan jangan terlalu banyak mengkritiknya dalam hal apapun, seperti kebiasaan makannya yang berubah atau timbulnya jerawat di wajah. Para pria juga bisa membantu wanita dengan mengerjakan pekerjaan rumah.